Selasa, 15 Maret 2011

NO SASARAN PROGRAM JENIS KEGIATAN JADWAL
1 *Bidang Pendidikan dan pengembangan
Lembaga STIT Pemalang 1 Penetapan Nama, visi dan Misi Pusat Kajian Perempuan
,instansi pemerintah,institusi pendidikan,masyarakat 2 Sosialisasi tentang Gender STIT Pemalang di berbagai lembaga baik pemerintah dan masyarakat
Mahasiswa STIT Pemalang 3 Mengusulkan masuk didalam MK Pilihan wajib "Islam dan kesetaran Gender
Dosen Perempuan dan mahasiswa 4 Diskusi rutin Studi Gender dan Anak tiap 2 minggu sekali Tiap KAMIS Pukul 13.00-Selesai
Ibu Hamil dan menyusui 5 Pelatihan Tentang Pendidikan Al Qur'an sejak dalam kandungan. Ahad, 20 Maret 2011
Dosen ,Guru, mahasiswa,organisasi perempuan,instansi pemerintah 6 Work shop Tentang Kesetaraan Gender pada bidang pendidikan Ahad,10 April 2011
Dosen ,Guru, mahasiswa,organisasi perempuan,instansi pemerintah 7 Bedah Buku Ahad,15 Juni 2011
Dosen ,Guru, mahasiswa,organisasi perempuan,instansi pemerintah 8 Seminar Nasional Tentang kajian gender dan anak Ahad, 7 Agustus 2011
9 Pemutaran Film bersama tentang perjuangan dan hak perempuan

2 *Bidang Penelitian dan Penerbitan Bulan Maret 2011
1 Penelitian
"Pemetaan Kebiasaan Merokok pada Anak di Kota Pemalang"
2 Penelitian Bulan Mei 2011
"Pemetaan Anak yang Berhadapan dengan Hukum di Pemalang"
3 Penerbitan di surat kabar hasil diskusi rutin 2 minggu sekali 2 minggu sekali
3 *Bidang Pengabdian pada Masyarakat
1 Membangun jejaring dengan : -Lembaga perlindungan KDRT ( Pemda ) -PSGA Wali songo Semarang -Lembaga sosial
2 mengadakan kegiatan sosial baik instidental maupun rutin
3 dialog interaktif dan ceramah melalui media cetak, audio dan audio visual.

Pemalang, 25 Februari 2011
Ketua Pusat Studi Gender dan anak



Rini Afiyati, S.Ag., M.Pd.

KORUPSI....BISAKAH MUSNAH ?

Home Radar Pemalang-Korupsi Masih Jadi Penyakit Akut
Korupsi Masih Jadi Penyakit Akut
Ditulis oleh Administrator
Friday, 17 September 2010

PEMALANG – Upaya Pemerintah untuk memberantasan korupsi, baik di pusat maupun daerah, hasilnya belum sesuai harapan masyarakat. Salah satunya di daerah Kabupaten Pemalang. Buktinya, korupsi masih menjadi penyakit akut yang sulit untuk disebuhkan.atau diberantas.

Isu sentral yang sangat menarik perhatian masyarakat untuk bisa diangkat kepermukaan, ternyata nyaris tak terdengar dalam suasana gemuruhnya calon bupati yang akhir ini banyak menebarkan visi misi dalam pencalonannya di bursa Pemilukada tahun 2010.

Puji Dwi Darmoko yang kini menjabat Pembatu Ketua III Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang dalam acara dialog interaktif bersama sejumlah calon bupati di kampusnya, belum lama ini, mencoba mengangkat isu tersebut agar bisa disikapi oleh para calon bupati yang ada di Pemalang.

“Dari berbagai macam pertanyaan yang disampaikan kepada para calon bupati belum ada yang menyentuh soal pemberantasan korupsi, makanya kami akan mencoba mengangkat isu korupsi tersebut, yang kini masih menjadi penyakit akut,” katanya.

Pertanyaan Puji Dwi Darmoko yang juga Ketua Presidium KAHMI Pemalang disampaikan kepada calon bupati dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana komitmen para calon bupati terhadap hal tersebut.

“Bagaimana komitmen dalam pemberantasan korupsi para calon bupati, apakah karena Pemalang aman dan terbebas dari korupsi atau karena termasuk dirinya (calon bupati-red) juga ikut korupsi, sehingga tidak berani untuk mengangkat isu korupsi itu?” ujarnya.

Dia menjelaskan, pemberantasan korupsi di Pemalang meski ada upaya yang sudah dilakukan namun hingga saat ini baru satu kasus saja yang bisa diangkat secara hukum yaitu Kasus Buku Balai Pustaka. Jika ditelusuri banyak kasus korupsi yang terjadi di Pemalang, salah satu bukti dalam soal pembangun proyek jika dilihat kwalitas bangunannya sangat diragukan. Sebab, anggaran tidak sebagaimanamestinya, yakni anggaran sampai pada pelaksanaannya kurang lebih hanya 35 prosen saja dari jumlah anggaran yang ada.

“Makanya kenapa Kabupaten Pemalang ini sampai sekarang tidak maju-maju karena penyakit korupsi masih saja menjadi penyakit akut yang sulit diberantas,” paparnya. (mg1)

Ingin KAya cepat ?

infodahsyat.com | Info Dahsyat Menghasilkan Uang Lewat Internet ...
Sponsor : PUJI DWI DARMOKO - 08122593732 - Pemalang. Presentasi Area · Member Area. Info Dahsyat Menambah Saldo Rekening Bank Anda ...
infodahsyat.com/joinpujidar

PROFIL PGSA STIT Pemalang

PUSAT STUDI GENDER DAN ANAK ( PSGA )
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ( STIT ) PEMALANG


PROFIL

Pusat Studi Gender dan Anak ( PSGA ) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah ( STIT ) Pemalang merupakan pusat Studi Gender dan Anak yang berperspektif Islam untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan Gender dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Awal berdiri Pusat Studi Gender dan Anak ( PSGA ) bernama Pusat Kajian Perempuan ( PKP ) kemudian diganti menjadi Pusat Studi Gender dan Anak biasa disingkat PSGA.
Pusat Studi Gender dan Anak ( PSGA ) adalah sebuah pusat studi yang bertujuan mengembangkan pemahaman gender berperspektif Islam dan juga mengangkat wacana-wacana tentang permasalahan pemenuhan hak-hak perempuan dan anak. Pusat studi ini bergerak dalam bidang penelitian, pengembangan wacana gender dan pengabdian kepada masyarakat serta membuka forum konsultasi tentang permasalahan perempuan dan anak Pusat Studi Gender dan Anak ( PSGA ) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah ( STIT ) Pemalang yang didirikan pada tahun 2009 dengan SK YAYASAN LP2SDKI STIT Pemalang No.140/SK/LP2SDKI/XII/2009 tanggal 8 Desember 2009
Diilhami oleh semangat kesetaraan gender dan pemberdayaan wanita, anak dan penyandang cacat dalam pembangunan bangsa. Pusat Studi Gender dan Anak dalam melakukan aktivitasnya melibatkan para akademisi di lingkungan STIT Pemalang yang memiliki ketertarikan dan kepedulian terhadap isu-isu perempuan.Selain itu Pusat Studi Gender dan Anak juga mengupayakan membangun kerjasama dan jejaring sosial yang saling menguntungkan dengan berbagai kelompok masyarakat yang terkait dengan organisasi-organisasi kewanitaan tingkat lokal, regional, nasional dan internasional yang berpotensi untuk ikut berperan aktif dalam penelitian dan upaya mengatasi permasalahan Gender dan Anak di Indonesia.

STRUKTUR ORGANISASI

Pusat Studi Gender dan Anak ( PSGA ) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah ( STIT ) Pemalang merupakan salah satu dari dua Pusat Penelitian dan Studi yang membentuk jaringan secara struktural dan koordinatif yang berada di bawah Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat ( (LPPM) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah ( STIT ) Pemalang

VISI
Terwujudnya kesetaraan dan keadilan Gender dan Anak dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berpersfektif Islam.

MISI
Mendorong usaha bersama untuk mengembangkan dan mensosialisasikan kesetaraan dan keadilan Gender dan Anak yang berpersfektif Islam dan pemberdayaan perempuan dalam berbagai bidang melalui kegiatan akademis melalui :
1. Penelitian pengembangan teori dan konsep yang berkaitan dengan Gender dan Anak.
2. Penelitian kaji tindak tentang Gender dan Anak.
3. Melaksanakan kegiatan pelatihan, advokasi, pendampingan, dan penguatan kelembagaan yang berkaitan dengan masalah Gender dan Anak

TUJUAN
1.Merealisasikan kegiatan akademik yang mendukung kesetaraan dan keadilan Gender
serta pemberdayaan perempuan melalui kegiatan penelitian, pendidikan dan
pengembangan kurikulum dan sumber daya manusia, serta pengabdian pada masyarakat
2.Meningkatkan kedudukan dan peran perempuan di berbagai bidang kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

PENGURUS PUSAT STUDI GENDER DAN ANAK ( PSGA ) STIT PEMALANG

Ketua : Rini Afiyati, S.Ag, M.Pd.
Sekretaris : Nisrokha, S.Pd.I
Anggota :
1. Bidang Penelitian dan Penerbitan
• Ridwan, S.Th.I, M.SI
• Nailil Amaniy, M.A
• Koeswono, MP
2. Bidang Pendidikan dan Pengembangan
• Muamar, M.Ag.
• Dra. Hj. Srijatun, M.SI
• Mustofa Hadna, SQ, M.SI
4. Bidang Pengabdian pada Masyarakat
• Mustofa Kamal, M.Ag.
• Dra. Siti Badriyah, M.SI
• Dra. Nurlaeli

PROGRAM KERJA

Program kerja Pusat Studi Gender dan Anak ( PSGA ) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah ( STIT ) Pemalang merupakan program jangka panjang dan berkelanjutan yang dibagi dalam tiga bidang :
Bidang Pendidikan dan Pengembangan: melakukan pemberdayaan civitas akademika melalui pelatihan, workshop, semi workshop, penciptaan peluang akses informasi tentang isu dan wacana perempuan, agama dan Gender terkini termasuk pengadaan buku literatur dan fasilitas internet, seminar dan diskusi rutin

Bidang Penelitian dan Penerbitan: melakukan penelitian di bidang perempuan, agama dan Gender dalam skala lokal sebagai prioritas dan nasional. . Bidang ini juga memfasilitasi penerbitan penelitian yang telah dilakukan oleh dosen dan peneliti lain di Pemalang terutama tentang wacana perempuan.

Bidang Pengabdian pada Masyarakat: melalui bidang ini PSGA STIT PEMALANG melakukan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menyentuh kehidupan masyarakat luas. Selain merupakan pengabdian, kegiatan di bidang ini sekaligus merupakan sosialisasi tentang kesetaraan dan keadilan Gender dalam bentuk dialog interaktif dan ceramah melalui media cetak, audio dan audio visual.

JARINGAN DAN KERJASAMA

PSGA STIT Pemalang berusaha meluaskan jaringan dan menjalin kerjasama dengan instansi terkait dan pihak yang concern terhadap isu perempuan, agama ,Gender dan Anak
Dalam kegiatan penelitian bekerjasama dengan Bappeda Kabupaten Pemalang, Balitbang Provinsi dan daerah, serta pemda kabupaten/kota. Di bidang Pengabdian pada Masyarakat bekerjasama dengan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Prop Jawa Tengah, Badan Kesejahteraan Sosial, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, radio swasta amatir, organisasi sosial keagamaan, Ikatan Wanita Pengusaha Pemalang, LSM, organisasi mahasiswa dan pemuda, dan lain-lain.

SUMBER DAYA MANUSIA

Pengurus PSGA STIT Pemalang adalah dosen tetap STIT Pemalang yang terpilih berdasarkan spesialisasi dan concern personal terhadap isu-isu Gender dan Anak. Anggota PSGA STIT Pemalang adalah seluruh dosen tetap perempuan , baik status PNS, kontrak maupun mitra,. Di samping anggota tetap, kepengurusan dan pelaksanaan program kegiatan PSGA bersifat terbuka dan melibatkan seluruh Civitas Akademika STIT Pemalang, perempuan dan laki-laki.

KEPENGURUSAN TENAGA PENELITI

Sebagai jabatan structural, Ketua PSGA STIT Pemalang dipilih melalui Rapat Senat. Untuk mengakomodir gagasan bernas dan kreativitas di kalangan dosen (terutama dosen perempuan), serta untuk menumbuhkan sence of belonging terhadap program-program PSGA STIT Pemalang yang terkait dengan isu perempuan, agama, Gender dan Anak.

BAB II. PELAKSANAAN PROGRAM KERJA

Adapun Program Kerja yang terlaksana adalah Sebagai berikut :
Seminar Nasional Pendidikan yang Berperspektif Gender
Seminar Nasional Pendidikan“Peningkatan Kwalitas Hidup Perempuan Dalam Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK)”

A.Pendahuluan
Kesetaraan dan keadilan gender belum sepenuhnya terwujud di Indonesia.
Nilai-nilai sosial budaya merupakan salah satu penyebab dan penghambat
ketidaksetaraan gender. Pada umumnya, perempuan sebagai sumberdaya manusia dalam
pembangunan masih memiliki keterbatasan akses, kesempatan/peluang, partisipasi,
dan kontrol.
Ideologi gender yang berlaku di masyarakat mengakibatkan telah terjadi dominasi
oleh satu pihak dengan yang lain sehingga menimbulkan diskriminasi antara
perempuan dan laki-laki. Secara statistik pada umumnya, perempuan mendapatkan
posisi yang kurang menguntungkan dalam berbagai aspek kehidupan. Situasi ini
merupakan hasil akumulasi dan akses dari nilai sosio kultural suatu masyarakat.
Sejalan dengan perkembangan zaman, perempuan mulai memper-juangkan haknya
dalam mengaktualisasikan dirinya ber-peran dalam pembangunan dan mendapat akses
yang sama.
Untuk itu, perempuan dan laki-laki perlu meningkatkan kemampuannya agar
menjadi sumber daya potensial yang teruji dan sumber daya manusia yang
berkualitas, memiliki keuletan yang tinggi, pekerja keras, dan berjiwa
profesional.
Baik perempuan maupun laki-laki, sebagai pemimpin seharusnya memiliki
perspektif gender, artinya sebagai pemimpin harus mengakomodir kepentingan
laki-laki dan perempuan di berbagai sektor pembangunan.
Dalam rangka mewujudkan kepemimpinan yang berperspektif gender di masa kini
dan masa mendatang, diperlukan bekal pengetahuan, kepekaan dan wawasan kepemim
pinan yang berperspektif gender.
Sehubungan dengan hal tersebut, Pusat Kajian Perempuan ( PKP ) Sekolah Tinggi
Ilmu Tarbiyah ( STIT ) Pemalang akan mengadakan Seminar Nasional Pendidikan yang
berperspektif Gender.

B. Tema Seminar
Dalam Seminar Nasional Pendidikan ini mengambil tema “Peningkatan Kwalitas
Hidup Perempuan dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK )” yang dapat
ditinjau dari berbagai bidang : agama, sosial dan Budaya, ekonomi, pendidikan,
Ilmu Pengetahuan teknologi.

C. Narasumber
1.Linda Amalia Sari Gumelar , Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia
2.Prof. Dr. DR.Ir. Agus priyono,Lc, Dosen Universitas Kebangsaan Malaysia
3.DR. Titi Sumarti, MS, Dosen Pasca Sarjana IPB Bogor
4.DR. Imam B. Prasodjo, Dosen Pasca Sarjana UI
5.Dra. Amiroh, M.Ag. Ketua STIT Pemalang dan Aktivis Perempuan Pemalang
D. Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan : Sabtu , 6 Februari 2010 Pukul 08-00 – 13.00 WIB
Tempat : Gedung Serba Guna , Jl. Genderal Sudirman No. 54 Pemalang.
E. Peserta
Panitia mengundang peserta seminar dari kalangan dosen, guru, widyaiswara,
organisasi perempuan, peneliti, mahasiswa, instansi pemerintah, LSM, aktivis
organisasi masyarakat, industri, kalangan legislatif dan eksekutif, umum untuk
ikut serta dalam seminar nasional baik sebagai pemakalah maupun sebagai peserta.
F. Registrasi Peserta
• Peserta Umum, :Rp. 60.000,00
• Relajar / Mahasiswa :Rp. 30.000,00

G. Fasilitas
Fasilitas peserta :
1. Makalah Seminar Nasional Pendidikan
2. Sertifikat
3. Snack
H. Pendaftaran
Peserta dapat mendaftar langsung ke kampus STIT Pemalang jalan pemuda
Kompleks Masjid Al Hidayah Pemalang
I. Kontak person :
 Nisrokha, S.Pd.I : 085641039226
 Patriyanto, S.Sn. : 085742740343
 Muslihin, SE : 081575138188
 Khaerudin, S.Pd.I : 085642566380
 Isa Agus Amsori : 08157694624

Radar Pemalang: Diskusi Imliah STIT Pemalang

Home Pemalang Metro Radar Pemalang
Perempuan Harus Mampu Berperan di Masyarakat Selasa, 15 Maret 2011 3:32:54 AM
Perempuan Harus Mampu Berperan di Masyarakat
Ditulis oleh Administrator
Thursday, 10 March 2011

PEMALANG – Potensi bangsa Indonesia dalam mengembangkan diri menjadi negara yang sejajar dengan negara lain sangat besar. Hanya saja, pengelolaan potensi tersebut selama ini belum optimal. Salah satunya potensi yang belum dikembangkan dengan baik adalah minimnya ruang bagi kaum perempuan untuk berpartisipasi dalam berbagai sektor pembangunan.
“Hasil pembangunan belum dapat dimanfaatkan secara berimbang/setara oleh kaum perempuan sebagaimana kaum laki-laki yang menduduki posisi-posisi strategis di masyarakat. Padahal dengan pemberian ruang yang cukup bagi akses kaum perempuan yang setara dengan laki-laki, akan mempercepat tercapainya pembangunan nasional. Hal yang sama berlaku berkebalikan, yakni menjadi beban pembangunan manakala kaum perempuan tidak dilibatkan,” terang Drs Puji Dwi Darmoko, saat menyampaikan materinya dalam Kajian Berwawasan Gender dan Anak Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang Kamis (24/3) lalu. Acara diikuti dosen, mahasiswa, dan segenap karyawan STIT berlangsung dikampus setempat Jl Pemuda Pemalang.
Menurutnya, dengan jumlah total penduduk Indonesia sebesar 224.904.900, dimana 112.277.800 orang di antaranya adalah perempuan, potensi pembangunan ke depan sangat besar. Namun belum adanya kesetaraan status hak antara laki-laki dan perempuan membuat akses, kontrol, manfaat, dan partisipasi di masyarakat terlihat timpang. Hal ini terjadi di berbagai sektor pembangunan, baik bidang pendidikan, ketenagakerjaan, ekonomi, kesehatan, hukum, dan pengambilan keputusan.
“Kaum perempuan harus terus didorong terus untuk lebih peduli pada permasalahan-permasalahan yang muncul di masyarakat. Kaum laki-laki juga jangan egois,” ucap Puji.
Ketua PSGA Rini Afiyati SAg MAg mengungkapkan, kajian yang diselenggarakan pihaknya merupakan agenda rutin tiap dua kali sebulan. Yakni untuk lebih “memanusiakan” kaum perempuan di masyarakat.
Berdasarkan catatannya, berbagai kasus yang menimpa kaum perempuan disebabkan adanya pemahaman yang keliru mengenai kodrat kaum perempuan di masyarakat. Karir seorang perempuan, dilihatnya sebagai orang yang melupakan kodrat karena enjoy dengan pekerjaannya serta melupakan kebutuhan dapur, sumur, dan kasur, yang selama ini distereotipkan kepada perempuan.
“Pada hakikatnya tidak ada larangan bagi perempuan untuk berprestasi dan bekerja asalkan bisa membagi waktu dan memposisikan dirinya maka akan bisa diraih suatu keharmonisan lahir dan batin,”ujarnya. Rini lantas menyitir bagaimana Islam memuliakan perempuan seperti dalam Surat An Nisa ayat 1. Bahwa Tuhan menciptakan Adam dan Hawa dan darinya memperkembangbiakkan menjadi banyak. (sri)

Senin, 14 Maret 2011

mencari pola pembinaan mahasiswa STIT

POLA PEMBINAAN MAHASISWA DI STIT PEMLANG

Sebagai salah satu Perguruan Tinggi Agama yang memfokuskan pada jurusan Pendidikan Agama Islam, maka Mahasiswa di STIT Pemalang tidaklah bisa disamakan dengan mahasiswa di Perguruan Tinggi lain karena input mahasiswa STIT sebagaian besar merupakan pekerja (baca: pendidik baik PNS maupun GTT) yang bila dilihat dari faktor usia sebagian juga sudah cukup tua rata-rata diatas 30 tahun.
Secara umum mahasiswa STIT dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) ;
1. Reguler
2. Transfer
3. Program Beasiswa Kualifikasi Guru
Oleh karena itu dalam penanganan pembinaan mahasiswa harus dilakukan langkah-langkah khusus sesuai kelompok mahasiswa tersebut. Kelompok reguler yang sebagian besar mahasiswanya berasal dari lulusan SLTA dan usia yang relatif masih muda tentu akan berbeda penanganannya dengan kelompok mahasiswa Transfer yang berasal dari lulusan Diploma dan dari sisi usia juga sudah cukup tua ditambah hampir semuanya merupakan guru baik PNS maupun yang masih GTT. Sementara untuk kelompok Program beasiswa kualifikasi Gru PAI pada sekolah sudah barang tentu lebih spesifik lagi perlakuannyakarna mereka merupakan guru PNS aktif yang sedang tugas belajar dengan latar belakang usia rata-rata di atas 40 tahun.
Kondisi demikian sebetulnya dapat menjadi positif jika para mahasiswa ini mendapat bimbingan dari berbagai pihak secara proporsional dan bertanggungjawab, strategis dan sesuai misi dan visi STIT. Artinya diperlukan pemikiran yang matang untuk menjadikan mahasiswa yang kompeten selama masa kuliahnya di STIT. Memang bukan persoalan yang semudah membalik telapak tangan untuk membuat sebuah konsep pembinaan mahasiswa di jaman sekarang yang sangat jauh berbeda dengan sepuluh tahun yang lalu atau jaman reformasi, pergerakan angkatan ‘70an apalagi angkatan ‘66.
Dari mana sebaiknya kita mulai menyiapkan konsep pemikiran itu? Tentu saja pendidikan keluarga sangat berpengaruh dalam mengisi dan menanamkan dasar-dasar pemikiran, sikap, perilaku bahkan nilai-nilai kehidupan bermasyarakat. Sebagai seorang mahasiswa seyogyanya minimal tahu tentang etika keluarga dan etika sosial. Karena kampus adalah ibarat sebuah”rumah” keluarga besar atau sekaligus negara pemerintahan kecil. Angkatan mahasiswa dapat bisa disebut keluarga dengan wali akademik sebagai “bapak”nya, Kajur sebagai “lurah” dan sementara Puket III menjadi “Camat” dan Ketua “Bupati”nya. Jadi seharusnya pembinaan mahasiswa dapat dilakukan oleh personil sesuai struktur kewenangan secara bertahap. Para pejabat inilah yang mau tidak mau harus menjadi “Team Work” dan “Think Tank” untuk kepentingan penumbuhsuburan kompetensi mahasiswa.
Pendekatan yang dilakukan
Untuk melakukan pembinaan mahasiswa dengan kelompok yang berbeda tersebut perlu dilakukan dengan :
1. Peningkatan soft skill
Mahasiswa melalui pembinaan pada kegiatan akademis maupun nonakademis perlu dilakukan secara optimal di perguruan tinggi. Namun dalam kenyataannya, proses pembinaan dalam aspek soft skill ini berjalan kurang seimbang. Dimana, peningkatan soft skill baik dalam proses pembelajaran maupun dalam bentuk pembinaan organisasi kemahasiswaan dirasakan kurang mendapat perhatian yang seksama dari berbagai pihak. Untuk mengoptimalkan peningkatan soft skill mahasiswa ini, perlu dilakukan beberapa upaya nyata, di antaranya, adanya kebijakan yang melegalisasi pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan yang berbasis soft skill, penyususun program pengembangan soft skill secara sistematis, dan desiminasi soft skill dilakukan dengan sinergi yang melibatkan semua pihak.
Pola pembinaan dan pengembangan soft skill bagi mahasiswa di perguruan tinggi kami dilakukan secara terintegrasi antara kegiatan akademik dan nonakademik. Pada kegiatan akademik, muatan soft skill ini dibina dan dikembangkan dalam berbagai kegiatan, metode dan model pembelajaran. Sementara itu, dalam kegiatan nonakademik dilakukan pembinaan secara terprogram dalam bentuk legalisasi dan kebijakan perguruan tinggi. Kemampuan soft skill tersebut mencakup; kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan kognitif, kemampuan komunikasi, dan kemampuan interpersonal dan bekerjasama. Proses pembelajaran bukan hanya proses penyampaian ilmu pengetahuan saja, tapi yang lebih penting perlu ada upaya dari dosen untuk mengembangkan potensi mahasiswa, sehingga menjadi lulusan yang berkualitas dan cekatan. Dengan demikian, profil lulusan tidak hanya sosok yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks) dalam bentuk hard skill saja, tapi mesti dilengkapi dengan pengembangan sikap dan perilaku (soft skills) mahasiswa yang mampu menjawab kebutuhan pengguna jasa (stakeholders), dan memiliki kemampuan untuk menciptaan lapangan kerja (enterpreneurship).
Untuk menunjang dinamika kampus, melalui kegiatan kurikuler mahasiswa dilibatkan dalam organisasi intra universitet yaitu BEM dan DLM STIT berikut UKM-UKM-nya dengan lebih banyak melibatkan mahasiswa dari kelompok reguler. Sementara pola pembinaan bagi mahaiswa non reguler menggunakan strategi pelibatan mahasiswa ke dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat sentral yang diselenggarakan oleh STIT melalui :
a. diskusi rutin 2 mingguan dengan “leading sektor” lembaga Pusat Studi Gender dan Anak (PGSA STIT)”
b. Penyelenggaran Studium General dengan nara sumber guru besar STIT Pemalang
c. Pembentukan Studi bagi berdasarkan wilayah kerja para mahasiswa berstatus PNS
2. Peningkatan hard skill
Pembelajaran aspek akademik berupa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sebagai hard skills ditempuh dengan meningkatkan sumder daya tenaga pengajar mengirimkan kuilah S2 maupun S3, maupun peningkatan sarana dan prasarana pembelajaran berupa pengadaan LCD proyektor setiap ruang kuliah dan peningkatan manajemen berbasis IT. Hal ini dilakukan karena proses pembelajaran perlu dilakukan secara sinergis antara penguasaan hard skills dan soft skills.”Profil lulusan Sekolah Tinggi Tarbiyah kini tidak hanya menyiapkan seorang Guru Penidikan Agama Islam semata mealinkan guru PAI yang mampu mengarahkan dan membentuk anak didik mempunyai 4 (empat) kompetensi yaitu:
a. Aqidah, dimana ilmu kalam tidak diajarkan ke perdebatan pemikiran ilmu tapi lebih kepada penanaman aqidah atau tauhid.
• Dalam mata kuliah tidak lagi menyebutkan ilmu kalam tetapi tauhid
• Mata kuliah ilmu kalam lebih dititik beartkan kepada penanaman aqidah islamiyah kepada peserta didik.
b. Al qur’an ,
• Bagaimana cara denagn cepat dapat membaca Al Qur’an
• Ditujukan kepada mahasiswa atau guru agar fasih baca Al Qur’an dan dapat mengajarkan Al Qur’an dengan cepat dan tepat.
c. Menegakan Sholat,
• Kajian-kajian terhadap fiqih lebih ditekankan aqidah
• Lebih memperbanyak praktek sholat
d. Berakhlakul karimah
• Membentuk mahaiswa / guru mampu menjadi informal leader yang berani mempengaruhi lingkungan sekolah untuk paling tidak membuat peraturan atau tata tertib sekolah yang islami.
• Membuat buku penghubung dalam rangka menerapkan akhlakul karimah.